Fenomena Pentingnya Kecerdasan Emosional

Standard

Ada sebuah kisah tentang seorang karyawan di sebuah kantor. Andi adalah seorang pekerja yang sangat kreatif, efektif, dan pintar. Dia selalu berhasil menyelesaikan semua persoalan dengan cepat dan tuntas. Intinya, Andi selalu memberikan yang terbaik dari semua kemampuannya. Persoalannya, Andi terlihat sangat dominan, sangat dipercaya, sangat menentukan nasib karyawan lain, cendrung bersikap sombong, dan menganggap dirinya terlalu sempurna dan pintar.

Jelas! Sikap dan perilaku Andi akan ada yang suka, tapi juga akan ada yang tidak suka. Artinya, walaupun secara etos kerja Andi sempurna, tapi secara emosional Andi masih belum sempurna. Akibatnya, kondisi emosional Andi telah menciptakan musuh-musuh dalam selimut, yang ternyata secara diam-diam menggagalkan semua ambisi Andi untuk memberikan yang terbaik buat perusahaan. Continue reading

Meningkatkan Kecerdasan Emosional

Standard

A. Mengenali emosi diri

Keterampilan ini meliputi kemampuan Anda untuk mengidentifikasi apa yang sebenarnya sedang Anda rasakan. Selalu saja emosi muncul dalam pikiran Anda, dengan demikian Anda harus dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan. Pesan dari emosi tersebut meliputi: rasa takut, sakit hati, marah, frustasi, kecewa, rasa bersalah, maupun kesepian. Continue reading

CIRI-CIRI KECERDASAN EMOSIONAL

Standard

Goleman (2002:513-514) membagi kecerdasan emosional kedalam 5 (lima) komponen yaitu kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial.

  1. Kesadaran diri  sukses copyadalah mengetahui apa yang dirasakan pada suatu saat dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri. Selain itu kesadaran diri juga berarti menetapkan tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat. Continue reading

Emotional Intelligence (Daniel Goleman)

Standard

The New Reality of Consumer Power: Daniel GolemanEmotional Intelligence

In 1990, in my role as a science reporter at The New York Times, I chanced upon an article in a small academic journal by two psychologists, John Mayer, now at the University of New Hampshire, and Yale’s Peter Salovey. Mayer and Salovey offered the first formulation of a concept they called “emotional intelligence.” Continue reading

3 model utama dari kecerdasan emotional

Standard

1. ABILITY EI MODEL

  • Kemampuan untuk memahami EMOSI, INTEGRASI EMOSI UNTUK MEMFASILITASI PIKIRAN, MEMAHAMI EMOSI DAN untuk mengatur emosi DALAM MEMPROMOSIKAN PERTUMBUHAN PRIBADI.
  • THE ABILITY-BASED MODEL VIEWS EMOTIONS AS USEFUL SOURCES OF INFORMATION THAT HELP ONE TO MAKE SENSE OF AND NAVIGATE THE SOCIAL ENVIRONMENT.
  • usulan model YANG BERBEDA pada KEMAMPUAN individu MEREKA UNTUK MEMPROSES INFORMASI EMOSIONAL alami DAN KEMAMPUAN MEREKA UNTUK mengolah hubungan EMOSIONAL KE KEMAMPUAN KOGNITIF LUAS. KEMAMPUAN INI bermanfaat UNTUK MELIHAT memanifestasikan dirinya dalam PERILAKU tertentu yang ADAPTIF. Continue reading